Film merupakan salah satu bentuk seni yang memiliki daya tarik yang luar biasa. Seiring dengan perkembangan teknologi dan industri hiburan, film telah menjadi bagian integral dari budaya kita. Film bukan hanya sekedar cerita yang ditampilkan di layar, tetapi juga merupakan alat komunikasi massa yang kuat.
Film telah lama menjadi alat komunikasi massa yang kuat dalam menyampaikan pesan-pesan sosial kepada audiens. Namun, di balik film yang kita saksikan di layar, terdapat pesan-pesan sosial yang tersembunyi. Melalui adegan, dialog, dan visualnya, film dapat menghubungkan orang-orang dari berbagai latar belakang, menyampaikan cerita-cerita yang bisa mengubah pandangan dunia kita, dan merangkul isu-isu yang mempengaruhi kehidupan kita sehari-hari.
Film memiliki kemampuan untuk merefleksikan realitas sosial di sekitar kita. Dengan menggambarkan kehidupan sehari-hari, isu-isu sosial yang relevan, dan situasi politik dan budaya, film mencerminkan realitas yang ada di sekitar kita. Pesan sosial di balik film dapat mengangkat isu-isu seperti ketidakadilan, kesenjangan sosial, hak asasi manusia, atau perubahan sosial, yang mendorong penonton untuk merenung dan membuka mata terhadap isu-isu tersebut. Melalui film, penonton dapat melihat dan merasakan pengalaman-pengalaman yang mungkin tidak mereka alami secara langsung, sehingga meningkatkan pemahaman dan empati terhadap realitas sosial yang beragam.
Selain merefleksikan realitas sosial, film juga dapat menyampaikan nilai-nilai dan etika yang dianggap penting dalam masyarakat. Di balik film, pesan-pesan moral, kesetiaan, keberanian, atau pentingnya toleransi dan kerjasama dapat disampaikan melalui cerita dan karakter yang dikembangkan. Film memiliki kekuatan untuk mempengaruhi persepsi dan tindakan penonton dalam kehidupan sehari-hari. Melalui penggambaran karakter yang kuat dan inspiratif, film dapat menjadi sumber inspirasi bagi penonton untuk menanamkan nilai-nilai tersebut dalam diri mereka dan mengaplikasikannya dalam interaksi sosial.
Film sebagai alat komunikasi massa juga memiliki peran penting dalam menghadirkan perspektif alternatif. Di balik film, kita dapat melihat dunia melalui sudut pandang yang berbeda, baik itu sudut pandang minoritas, kelompok marginal, atau pengalaman hidup yang berbeda. Pesan sosial di balik film dapat membuka pikiran penonton terhadap perbedaan, memperluas pemahaman, dan mengajak untuk memperjuangkan kesetaraan dan keadilan. Dalam era yang semakin global dan terhubung, film dapat menjadi jendela bagi penonton untuk melihat dan memahami pengalaman dan perspektif yang mungkin berbeda dengan mereka sendiri.
Lebih dari sekadar refleksi dan inspirasi, pesan sosial yang terkandung di balik film juga berperan sebagai pendorong dialog dan aksi sosial. Film yang mengangkat isu-isu sosial dapat memicu diskusi publik, membangkitkan kesadaran, dan memobilisasi penonton untuk terlibat dalam perubahan sosial. Pesan sosial yang tersembunyi di balik film dapat menjadi katalisator bagi aksi-aksi nyata yang mendorong perubahan positif di masyarakat. Dalam era media sosial yang semakin luas, film dapat berperan sebagai alat yang kuat untuk memulai dan memperluas percakapan tentang isu-isu sosial yang relevan.

Sebagai contoh, film “Little Women” yang diadaptasi dari novel klasik berjudul sama yang ditulis oleh Louisa May Alcott. Film ini pertama kali dirilis pada tahun 2019 dan disutradarai oleh Greta Gerwig. Ceritanya mengikuti kehidupan empat saudara perempuan, yaitu Jo March, Meg March, Beth March, dan Amy March, saat mereka tumbuh dewasa di Amerika Serikat pada abad ke-19. Film ini menggambarkan perjuangan mereka menghadapi keterbatasan sosial dan ekonomi, serta upaya mereka untuk mencapai kemandirian, kebebasan berekspresi, dan keadilan dalam masyarakat yang membatasi aspirasi perempuan. “Little Women” adalah karya yang terkenal dan memiliki pengaruh yang kuat dalam sastra dan perfilman, menginspirasi penonton dengan pesan-pesan sosial yang relevan dan kuat.
Tidak hanya itu, film “Little Women” juga menekankan pentingnya nilai-nilai seperti kesetiaan, persaudaraan, ketabahan, dan keberanian dalam menghadapi tantangan hidup. Melalui karakter-karakter yang kuat dan inspiratif, seperti Jo yang berani mengejar karir menulisnya, Meg yang mencari kebahagiaan di dalam keluarga, Beth yang memiliki rasa empati yang mendalam, dan Amy yang mengejar impian seni, film ini mengilhami penonton untuk menanamkan nilai-nilai ini dalam diri mereka dan mengaplikasikannya dalam interaksi sosial sehari-hari.
Selain, menyoroti kehidupan perempuan pada masa itu, “Little Women” juga memberikan perspektif perempuan pada masa itu yang mungkin berbeda dengan pengalaman sehari-hari penonton modern. Film ini menggambarkan pengalaman hidup dan aspirasi perempuan pada abad ke-19, memperluas pemahaman penonton tentang peran perempuan dalam masyarakat. Penonton dapat melihat bagaimana perempuan pada masa itu berusaha mengejar impian mereka, mengatasi rintangan sosial, dan menemukan jati diri mereka. Hal ini dapat mendorong penonton untuk memperjuangkan kesetaraan gender dan menghargai peran perempuan dalam sejarah dan masyarakat saat ini.
Film “Little Women” mengangkat isu-isu sosial yang relevan, seperti kesetaraan gender, penghargaan terhadap bakat individu, dan pencarian identitas diri. Pesan-pesan ini dapat memicu diskusi publik dan memotivasi penonton untuk terlibat dalam perubahan sosial yang lebih baik. Film ini juga dapat menjadi pendorong aksi sosial dengan membangkitkan kesadaran akan isu-isu penting dan memobilisasi penonton untuk berpartisipasi dalam upaya perubahan positif di masyarakat.
Dalam kesimpulan, film sebagai alat komunikasi massa memiliki peran penting dalam menyingkap pesan sosial di baliknya. Melalui refleksi realitas sosial, penyampaian nilai-nilai dan etika, penghadiran perspektif alternatif, serta dorongan untuk dialog dan aksi sosial, pesan sosial di balik film memiliki dampak yang signifikan terhadap cara kita memandang dan berinteraksi dengan dunia. Dengan menyadari dan menghargai pesan sosial ini, kita dapat memperkuat pemahaman sosial kita, mendorong perubahan positif, dan berkontribusi dalam membangun masyarakat yang lebih adil dan inklusif. Film bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga sarana yang kuat untuk membentuk persepsi dan mempengaruhi tindakan sosial kita.
Referensi
Imran, H. A. (2012). Media Massa, Khalayak Media, The Audience Theory, Efek Isi Media dan Fenomena Diskursif. JURNAL STUDI KOMUNIKASI DAN MEDIA.
Mustofa, M. B. (2022). Fungsi Komunikasi Massa dalam Film. Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam.
Setiawati, I. (2008). Peram Komunikasi Massa dalam Perubahan Sosal Budaya dan Perilaku Masyarakat. Fokus Ekonomi.
Tambunan, N. (2018). Pengaruh Komunikasi Massa terhadap Khalayak. SIMBOLIKA.
Penulis : Aviva Azizi
Editor : Nabila Septiana Putri